Terbanyak di Baca

Arsip Blog

Catatan Masa Lalu


PUDARNYA WARNA PELANGI
"Seraut wajah dibalik senyum manismu, bersinar, bercahaya, dan ketika ku cari arti cinta yang ada, hanyalah kehampaan , sedalam mana cintamu padaku coba kau buktikan kasih, hingga aku hanyut dalam buaimu, haruskah ku terima kenyataan, rasa tak sanggup ku menahan, haruskah ku terima semua ini bercinta terpisah",
Seuntai bait indah yang masih membingkai dalam  ingatanku, pengingatku pada satu sosok terang di keranda masa lalu. Telingaku bising bahkan hampir tuli mendengar bait perbait sabdanya. Derap tangisnya selalu mengusik dan menahanku di belahan sunyi, kadang aku bercerita pada rerumputan dan angin tenang yang pendiam. Membagi duka dengan senyum yang sedikit ku paksakan. Kisahku luruh gugur seperti dedaunan di musim kemarau, jiwaku gersang mengering tak berhasrat seperti tubuh tanpa busana. Di tempat suci dan damai ini, tempatku dibesarkan seperti manusia tak berarti, awan pasi memucat mengurai gerimis di dalam hati yang luka, jiwaku mati, hasratku mengerut tak berarti. Aku mulai seperti orang gila yang hidup bahagia, berkutat meratapi senja yang hilang bersama cintaku yang pertama, kilau warna pelangi telah memudar terhapus duka lara, Siapa yang akan melukisnya kembali. Menjadikan aku hidup berarti. Seperti sebatang pena menulis dengan tintanya untuk mewarnai pelangi dan kemilau senja. Jalan masih panjang untuk menggapai impian, ribuan gemerlap bintang berkilau indah tinggal aku memetiknya, teruslah berjalan,!! Ku mulai menyemai kembali serpihan hati yang hancur berserakan menyadarkan jiwa dari keterpurukan melangkah menuju puncak kedamain abadi yang penuh cahaya berkilauan. 

Malang. 03/Juni/2012
Writen By : MahfudZainBrother

BACA JUGA

Ditulis Oleh : Unknown // 6/03/2012

0 comments:

Posting Komentar