Terbanyak di Baca

Arsip Blog

Hikayat Dari Pulau Tercinta (Madura)


Baru saja ku nikmati udara segar dingin dan memilukan, ku tinggalkan kampung halaman dengan maksud dan tujuan yang insya allah mulia, masih segar dalam ingatan ketika aku mulai beranjak memacu kendaraan meninggalkan orang-orang tercintaku sehabis berpamitan, air mataku meleleh melepas kenangan tak terlupakan yang berkesudahan, ku redam dukaku sekuat yang aku mampu terus melaju menghiraukan perasaan itu, semua tentang Madura membekas jejak pengalaman dalam benakku, pantai indah yang melingkarinya, hawa panas yang memayunginya, ketika pagi merangkak menuai panas yang menyengat akhirnya ku dapati senja yang tengah semburat, itulah sekilas bayangan laluku akan Madura, segenap inspirasi ku bawa sebagai bekal menuju tempat perantauan ini, tentang sebuah nasehat dari orang tua, petuah dari seorang guru, dan fatwa dari seorang ulama, ku bungkus rapi-rapi untuk menjadi pesehatku kala lengahku, hingga lahirlah sebuah perasaan yang selama ini ku pendam tentangmu. 



Madura
akhirnya aku pergi
jangan salahkan aku jika tak kembali
karena terbuai materi dan duniawi

bagiku kau masih suci
sesuci nasehat para kyai
tapi akhir-akhir ini
kau mulai ternodai
kedamaianmu mulai digerus keserakahan
pertikaian, permusuhan mewarnai dominasi kekuasaan
kepercayaan dan keyakinan
diperalat untuk menutupi kebusukan

BUJUR pembantaian 
SAMPANG pertikaian tentang keyakinan
kau membuatku ketakutan
kau masih terkandung dalam ingatan

Malang, 14 September 2012




BACA JUGA

Ditulis Oleh : Unknown // 9/14/2012

0 comments:

Posting Komentar